PUISI UNTUK AYAH

Ayah..
Aku rindu.
Ingin rasanya aku memelukmu, dan mengecup keningmu saat ini.

Ayah..
Aku rindu.
Ingin rasanya aku menangis dihadapanmu, sambil bercerita banyak hal mengenai kehidupanku.

Ayah..
Aku tahu.
Saat ini, aku bukanlah gadis kecilmu yang dulu.
Lambat laun, aku tlah beranjak dewasa.
Dan lambat laun pula, kau tlah beranjak tua.

Ayah..
Aku tahu.
Sampai saat ini, engkau masih menyimpan luka.
Tapi sikapmu, tak pernah berubah.

Ayah..
Maafkan aku.
Yang selalu menuntutmu lebih dari seorang ayah.
Maafkan aku.
Yang selalu menambah kerut di wajahmu setiap harinya.
Maafkan aku.
Yang tak bisa mendampingimu dengan baik saat rambut hitammu kini memutih.
Yang tak bisa menjadi putri terbaikmu saat tubuh gemukmu menjadi ringkih.
Yang tak bisa melukis senyum diwajahmu saat pipi tembammu menjadi tirus.

Ayah..
Aku tahu.
Seberapapun aku meminta maaf padamu, kau pasti akan menjawab.
Bahwa inu kewajibanmu membesarkanku.
Dan dengan langkah pasti, kau tersenyum bangga atas apa yang kau lakukan untukku.

Ayah..
Terimakasih.
Darimu aku tlah belajar apa itu kehidupan.
Apa itu perasaan, penderitaan, dan kebahagiaan.
Dak kini, aku pun tlah belajar dari tubuh kaku nan beku yang dulu pelukannya begitu menghangatkanku.

Pontianak, 15 Agustus 2016

Komentar

Posting Komentar